Politika - Generasi Z kini lebih memilih pekerjaan freelance dibandingkan kerja kantoran.

"Gen-Z ingin hidup yang lebih seimbang dan punya kontrol atas waktunya," ujar psikolog karier, Andini Putri, saat menjelaskan alasan di balik tren ini.

Fenomena ini terlihat jelas dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi COVID-19 yang membuat banyak orang merasakan kenyamanan bekerja dari rumah. Gen-Z, yang tumbuh bersama perkembangan teknologi digital, lebih menyukai pekerjaan yang tidak terikat waktu dan tempat, alias fleksibel. Ini menjadi alasan utama mengapa mereka beralih ke dunia freelance.

Bagi Gen-Z, fleksibilitas waktu dan tempat adalah hal yang sangat penting. Mereka bisa bekerja dari mana saja dan kapan saja tanpa harus mengikuti jam kerja kantor yang kaku, seperti sistem 9-to-5. Kebebasan ini memberi mereka ruang untuk menjalani hidup dengan cara yang mereka inginkan.

Selain itu, generasi ini juga sangat peduli pada kesehatan mental. Mereka tidak ingin terjebak dalam rutinitas yang menyebabkan stres berkepanjangan atau burnout. Dengan memilih freelance, mereka merasa lebih mudah mengatur waktu untuk pekerjaan dan kehidupan pribadi, sehingga tercipta work-life balance yang ideal.

Kebebasan berekspresi juga menjadi alasan penting. Pekerjaan freelance memungkinkan Gen-Z untuk memilih proyek yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Ini sangat membantu mereka dalam mengekspresikan kreativitas dan membangun portofolio yang menarik untuk klien baru. Tidak mengherankan jika banyak Gen-Z yang berkarier di bidang seni, desain, dan periklanan lebih memilih jalur ini.

Gen-Z juga dikenal sebagai generasi yang paham teknologi dan cepat beradaptasi dengan perkembangan Artificial Intelligence (AI). Mereka tidak hanya menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan, tapi juga untuk memperluas jaringan dan mencari peluang melalui platform freelance global.

Meski pekerjaan freelance memiliki tantangan seperti penghasilan yang tidak menentu dan minimnya fasilitas, Gen-Z lebih memilih kebebasan dan kontrol penuh atas karier mereka. Bagi mereka, bekerja sesuai gaya hidup dan passion jauh lebih penting daripada stabilitas yang ditawarkan kerja kantoran.