Bondowoso, Politiaka - Presiden Prabowo Subianto secara resmi membuka pengoperasian proyek pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di 15 provinsi pada Kamis (26/6/2025), dengan nilai investasi mencapai Rp 25 triliun.

"Peresmian pengoperasian EBT di 15 provinsi dan peningkatan lifting minyak 30 ribu barel di blok Cepu adalah momentum penting bagi bangsa. Dengan program-program ini, kita bergerak menuju swasembada energi," ujar Presiden Prabowo secara daring dalam sambutannya pada acara bertajuk Pengoperasian dan Pembangunan Energi Terbarukan di 15 Provinsi dan Peningkatan Minyak 30 Ribu Barel Blok Cepu, yang digelar di PLTP Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa total kapasitas proyek EBT yang diresmikan mencapai 379,7 Mega Watt (MW) dan tersebar di 15 provinsi. Lokasi utama peresmian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen yang dikelola oleh PT Medco Cahaya Geothermal.

“Total kapasitas proyek pembangkit listrik EBT yang kita resmikan hari ini mencapai 379,7 MW dengan nilai investasi sekitar Rp 25 triliun,” jelas Bahlil.

Beberapa proyek utama yang diresmikan di antaranya PLTP Salak Binary di Jawa Barat yang dikelola oleh PT Star Energy Geothermal Salak dan PLTP Muara Laboh Unit 2 di Sumatera Barat oleh PT Supreme Energy Muara Laboh.

Data dari Kementerian ESDM menunjukkan, dari total kapasitas yang diresmikan hari ini, 351,9 MW berasal dari PLTP dengan nilai investasi Rp 23,49 triliun. Selain itu, terdapat pula 47 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 27,8 MW yang tersebar di 11 provinsi.

Bahlil menambahkan, proyek PLTS ini akan difokuskan untuk menerangi desa-desa terpencil yang selama ini belum terjangkau listrik.

"Kurang lebih ada 5.600 desa dan dusun yang belum teraliri listrik. Sesuai arahan Presiden, desa-desa ini akan dibangun PLTS dan ditargetkan seluruhnya mendapat akses listrik dalam 5 hingga 10 tahun ke depan," pungkasnya.