Rembang – Politika.co.id Ratusan mahasiswa yang terdiri dari aliansi HMI, GMNI, PMII, serta komunitas ojek online (ojol) menggelar aksi “Kirim Doa dan Mimbar Ekspresi” di depan gedung DPRD Kabupaten Rembang, Kamis (4/9/2025) malam.

Aksi ini merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya driver ojol Afan Kurniawan dalam insiden demonstrasi di Jakarta pada 28 Agustus 2025 lalu, sekaligus doa bersama bagi korban meninggal lainnya.

Kegiatan dimulai pada pukul 19.30 WIB dengan penyalaan lilin dan tabur bunga sebagai simbol penghormatan bagi para korban.

Sementara itu, Bupati Rembang, jajaran forkopimda, dan anggota DPRD Rembang, turut hadir ditengah-tengah mahasiswa, mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir.

Setelah doa bersama, tabur bunga, dan penyalaan lilin, aksi dilanjutkan dengan pertunjukan teatrikal dan penyampaian orasi.

Korlap aksi dari HMI, Lazim, menyampaikan bahwa aksi kali ini adalah aksi damai.

"Kita aksi damai. Kita ingin tunjukan bahwa tidak semua aksi mahasiswa itu berjalan anarki," ujar Lazim.

Salah satu point tuntutan yang diajukan, adalah pengusutan secara tuntas kasus 7 anggota Brimob pelaku pelindas Afan, agar dihukum seadil mungkin.

Para mahasiswa juga menyuarakan isu-isu daerah, regional kabupaten Rembang. Salah satunya soal pengelolaan tambang di Kabupaten Rembang.

Diketahui, ada banyak tambang yang tidak berizin di kabupaten Rembang, tetapi masih tetap beroperasi. Mahasiswa menyebut jumlahnya mencapai 40 titik, dan hal tersebut tidak dibantah oleh Pemkab Rembang.

Kaitannya dengan hal ini, Bupati Harno menyampaikan, bahwa ia telah bertemu kepala ESDM Jawa Tengah untuk berkonsultasi terkait izin tambang.

"Kaitannya dengan tambang, saya sudah sowan di ESDM Semarang, sekitar 3 bulan yang lalu. Saya datang ke ESDM memohon bantuannya supaya diberi kemudahan agar mendapat izin-izin tersebut," Ungkap Harno.

"Jawaban ESDM, bahwa kalau izin dari ESDM Semarang tidak sulit, yang sulit itu perizinan-perizinan lain yang sebelumnya," Pungkas Harno.

Selain soal pengelolaan tambang, mahasiswa juga menyoroti isu-isu pendidikan, infrastruktur dan UMR di kabupaten Rembang.