POLITIKA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini dipengaruhi beberapa faktor, terutama langkah S&P yang mempertahankan peringkat kredit Amerika Serikat (AA+) dan antisipasi pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell.

"Langkah S&P yang mempertahankan rating kredit AS mendukung dolar AS," ungkap analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong.

S&P menilai AS mampu mempertahankan peringkat kreditnya meskipun ada tekanan fiskal dari pemotongan pajak, karena pendapatan dari tarif impor dinilai mampu mengimbangi.

Pendapatan tarif AS bahkan melonjak signifikan, mencapai US$ 27,7 miliar pada Juli 2025, meningkat drastis dari US$ 7,3 miliar pada Januari 2025. Selain itu, antisipasi pasar terhadap pidato Powell yang diprediksi hawkish juga menekan rupiah.

Investor menanti kejelasan apakah kenaikan inflasi akibat tarif bersifat sementara atau berkelanjutan, serta potensi pengaruh tekanan dari Trump terhadap sikap Powell. 

Di sisi domestik, Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di 5,25 persen. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Lukman memproyeksikan rupiah akan berada di kisaran Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS. 

Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah melemah 57 poin (0,35 persen) ke level Rp16.302 per dolar AS.