Jakarta, Politika - Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China mengubah arah pasar komoditas global.

"Pasar menguat karena investor terkejut dengan kecepatan kemajuan kesepakatan tarif perdagangan China," kata Jeff Kilburg, CEO KKM Financial.

Amerika Serikat dan China pada Senin (12/5/2025) sepakat mengurangi tarif perdagangan secara signifikan selama 90 hari. Kesepakatan ini muncul setelah negosiasi intensif selama akhir pekan di Jenewa, Swiss. Kedua negara menyatakan bahwa telah terjadi “kemajuan substansial” dan sepakat bahwa hubungan ekonomi yang stabil dan saling menguntungkan sangat penting.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut pembicaraan dengan China sangat produktif dan berharap bisa kembali bertemu dengan delegasi Beijing dalam waktu dekat. Dalam kesepakatan sementara ini, tarif AS atas barang-barang dari China dikurangi menjadi 30%, sedangkan tarif China atas produk AS turun menjadi 10%.

Langkah tersebut langsung berdampak ke pasar global, khususnya harga komoditas. Harga minyak mentah jenis Brent dan WTI masing-masing naik sekitar 1,5%, melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya. Kenaikan harga ini disebabkan oleh prospek permintaan yang membaik setelah meredanya ketegangan antara dua negara konsumen energi terbesar dunia.

Di sisi lain, harga kedelai melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan. China, sebagai importir kedelai terbesar, sebelumnya telah mengalihkan pembelian dari AS ke Brasil karena ketegangan dagang. Kini, dengan tarif ditangguhkan, pasar kedelai AS kembali bergairah.

Namun, tidak semua komoditas mendapat keuntungan. Harga emas spot anjlok 2,7% menjadi US$3.233,78, karena investor beralih dari aset aman ke aset berisiko. Komoditas logam seperti tembaga dan aluminium juga menunjukkan kenaikan, masing-masing 0,6% dan 2,3%.

Ewa Manthey, analis dari ING, menyebut kesepakatan ini sebagai de-eskalasi yang lebih baik dari perkiraan. Meskipun demikian, pelaku pasar masih bersikap hati-hati karena kesepakatan ini hanya berlaku sementara, dan belum menjamin solusi permanen.

Berikut ini ringkasan pergerakan harga komoditas setelah pengumuman kesepakatan:

Minyak Brent: +1,64% (US$64,97/barel)

Minyak WTI: +1,52% (US$61,95/barel)

Kedelai: +2,11% (US$1.066/bu)

Timah: +3,87% (US$31.885/ton)

Aluminium: +2,06% (US$2.470/ton)

Emas: -2,77% (US$3.233,73)

Palladium: -3,94% (US$938/ton)

Gas Alam AS: -2,97% (US$3,69/MMBtu)

Meskipun ada optimisme di pasar, para analis menegaskan bahwa ketidakpastian tetap membayangi hingga kesepakatan permanen benar-benar dicapai.