Jakarta, Politika.co.id - Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi membantah anggapan bahwa organisasi relawan yang dipimpinnya itu telah memutus hubungan dengan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman media sekalian karena dari perkembangan berita ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi,” kata Budi Arie dalam Kongres III Projo di Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025), dikutip dari Antara.

Budi menegaskan, sejak awal Projo didirikan untuk mendukung lahirnya pemimpin dari rakyat dan bagi rakyat.

“Projo sejatinya lahir karena ada seorang pemimpin rakyat yang harus lahir dari kandungan rakyat itu sendiri yang bernama Bapak Joko Widodo,” ujarnya.

Ia mengaku heran dengan adanya pemberitaan yang seolah memecah hubungan antara Projo dan Jokowi.

“Tolong kepada semua media jangan mengadu domba sesama anak bangsa,” tegasnya.

Terkait perubahan logo Projo yang sebelumnya menampilkan siluet wajah Jokowi, Budi Arie memastikan hal itu telah dikomunikasikan langsung dengan Jokowi.

“Tadi pagi saya masih komunikasi dengan Pak Jokowi, bahwa perubahan logo ini adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman,” tuturnya.

Menurut dia, pergantian logo menjadi bagian dari langkah pembaruan organisasi agar lebih relevan dalam jangka panjang. Projo juga akan melibatkan masyarakat dalam proses pemilihannya.

“Nanti logonya sendiri akan kita sayembarakan sehingga partisipasi publik bisa muncul pada logo Projo yang baru,” katanya.

Kongres III Projo berlangsung pada Sabtu (1/11) dan Minggu (2/11). Dalam forum tersebut, Budi Arie kembali terpilih sebagai Ketua Umum Projo untuk periode 2025–2030.