Pati, Politika - Banjir rob kembali merendam tambak ikan milik warga di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.

“Total ada 107 hektare tambak yang terdampak. Air laut naik sampai sejajar dengan tambak, bahkan menyebabkan ikan-ikan keluar dan tidak bisa dikendalikan,” ujar Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi, pada Sabtu (24/5/2025).

Berdasarkan pantauan di lapangan, air rob mulai menggenangi area tambak sejak beberapa hari terakhir dan hingga Sabtu pagi, banjir masih belum surut. Sejumlah ikan terlihat keluar dari tambak, sementara warga tampak sibuk memancing dan menangkap ikan yang lepas.

Wahyudi menjelaskan bahwa tambak yang terendam tersebar hingga mendekati kawasan pantai. Ia juga menyebutkan bahwa kondisi ini cukup memukul para petani tambak. Beberapa di antaranya sedang bersiap panen, sementara lainnya baru menebar benih ikan. Tingginya air laut yang melampaui batas tanggul tambak menyebabkan ikan-ikan lepas dan sulit dikendalikan.

“Kerugian pastinya belum bisa ditentukan karena masih proses pendataan dari kelompok tani. Tapi diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat ada banyak tambak siap panen,” jelas Wahyudi.

Selain menggenangi tambak, rob juga merendam permukiman warga. Di RT 5 RW 1, sebanyak 36 rumah dilaporkan terendam dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Menurut Wahyudi, banjir rob mulai terjadi sejak 19 Mei 2025, namun intensitasnya meningkat dalam tiga hari terakhir.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pati, Sutarno, menyatakan bahwa secara keseluruhan, luas tambak terdampak banjir rob di wilayah Pati mencapai sekitar 170 hektare. Pihak BPBD masih melakukan pendataan untuk mengetahui total kerugian yang diderita warga.

“Wilayah tambak yang terdampak sekitar 170 hektare. Kerugiannya masih terus didata oleh petugas di lapangan,” kata Sutarno secara terpisah.

Banjir rob ini menjadi peringatan bagi warga pesisir akan pentingnya mitigasi bencana serta perlindungan infrastruktur tambak dan permukiman dari ancaman air laut pasang.