Purwakarta, Politika - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan sebuah program baru bertajuk Pendidikan Karakter Panca Waluya Jabar Istimewa sebagai langkah konkret menekan kenakalan remaja. Inisiatif ini menerapkan pola pembinaan yang terinspirasi dari disiplin militer untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada generasi muda. 

Resmi dimulai pada 1 Mei 2025 di Kabupaten Purwakarta, program ini menyasar remaja yang memiliki catatan pelanggaran ringan. Mereka ditempatkan di barak-barak pelatihan guna menjalani aktivitas rutin yang terstruktur, seperti bangun pagi, ibadah bersama, kegiatan fisik, sesi belajar, hingga pembatasan akses terhadap perangkat digital. Seluruh kegiatan berlangsung di bawah pengawasan tim terpadu yang terdiri dari Dinas Pendidikan, tenaga medis, ahli psikologi, serta pembimbing keagamaan. 

Dedi Mulyadi menekankan bahwa pendekatan ini tidak bermaksud untuk memiliterisasi pendidikan anak-anak, melainkan sebagai bentuk penanaman disiplin dan karakter melalui pola hidup yang teratur. Menteri Hukum dan HAM, Natalius Pigai, turut memberikan apresiasi terhadap program ini karena dinilai sebagai solusi untuk menanggulangi krisis moral di kalangan remaja. 

Peserta program umumnya merupakan anak-anak yang pernah melakukan pelanggaran hukum ringan, tinggal di wilayah yang belum memiliki sarana rehabilitasi memadai, serta diserahkan secara sukarela oleh pihak keluarga. Mereka belum tergolong sebagai pelaku kriminal berat, namun dinilai membutuhkan pendampingan dalam penguatan karakter. 

Tanggapan masyarakat terhadap program ini pun beragam. Sebagian besar melihatnya sebagai langkah positif dalam menghadapi masalah kenakalan remaja, meskipun ada pula yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap hak asasi anak. Namun, hasil pemantauan dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat menyatakan bahwa pelaksanaan program ini tidak menyalahi prinsip-prinsip HAM. 

Program ini mencerminkan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menciptakan solusi konstruktif dalam pembinaan moral generasi muda. Dengan kerja sama lintas sektor dan pendekatan disipliner yang konsisten, diharapkan angka kenakalan remaja dapat ditekan secara signifikan di wilayah tersebut.