Grobogan, Politika.co.id - Seorang siswa kelas VII SMP di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, meninggal dunia diduga akibat perundungan (bullying), Sabtu (11/10/2025) siang. Seiring penyelidikan berlangsung, sejumlah fakta miris mulai terungkap.
Korban dikenal sebagai sosok pendiam. Hal itu diungkapkan oleh kerabat korban yang juga kakak keponakan korban berinisial R. Menurutnya, sejak di bangku SD korban kerap menjadi sasaran ejekan teman-temannya.
”Dulu saat SD dia kan sering pakai masker, pandemi, diejek sama teman-temannya. Sekarang sudah tidak pakai masker, tapi masih (diejek, red),” ujar R, dikutip dari Murianews, Minggu (12/10/2025).
R mengaku setiap hari mengantar korban ke sekolah, termasuk pada hari nahas tersebut. Meski bukan kakak kandung, ia sudah menganggap korban seperti adiknya sendiri. Namun, ia tidak mengetahui siapa pelaku yang diduga melakukan perundungan terhadap korban.
Ia menambahkan, sekitar dua hingga tiga pekan sebelumnya, nenek korban sempat dipanggil pihak sekolah terkait kasus perundungan yang dialami korban.
”Saat itu yang melakukan sudah minta maaf, malah ini kejadian lagi,” lanjutnya.
R pun berharap pelaku perundungan atau penganiayaan terhadap adiknya dijatuhi hukuman yang setimpal.
”Harapannya ya dihukum sesuai perbuatannya,” katanya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Grobogan AKP Rizky Ari Budianto membenarkan adanya laporan terkait meninggalnya seorang siswa SMP di Geyer tersebut. Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian korban.
"Kami menerima laporan seorang laki-laki meninggal dunia di Puskesmas Geyer. Untuk penyebab kematiannya masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya.
Menurutnya, Satreskrim Polres Grobogan telah memeriksa sembilan orang saksi, termasuk teman-teman korban dan pihak sekolah, serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Saat ini kami sudah memeriksa sembilan orang saksi, baik teman korban maupun pihak sekolah. Tim juga sedang melakukan olah TKP,” tambahnya.
Terkait dugaan adanya kekerasan atau bullying, pihak kepolisian belum dapat memastikan sebelum hasil pemeriksaan medis keluar.
"Penyebab kematiannya masih kami koordinasikan dengan dokter forensik,” pungkasnya.