Blora, Politika.co.id — Tragedi yang memilukan terjadi di aliran Sungai Lusi, Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan Blora, Jawa Tengah. Delapan santriwati Pondok Pesantren Muhammadiyah (MBS) Tahfidzul Qur'an Al Maa'uun Blora terseret arus deras sungai saat beraktivitas di tepi sungai pada Kamis (11/12) pagi. Dari peristiwa tersebut, lima santriwati ditemukan meninggal dunia , sementara tiga lainnya berhasil selamat .
Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto mengonfirmasi bahwa tiga korban terakhir berhasil ditemukan pada Jumat (12/12) oleh tim gabungan dalam kondisi kematian dunia di lokasi berbeda, mengikuti aliran Sungai Lusi dari titik awal kejadian.
Korban pertama, Chika Permata Meylani (16) asal Todanan, ditemukan sekitar pukul 13.15 WIB pada jarak 3,2 kilometer dari lokasi kejadian.
Korban kedua, Sulistiyana Rofiatun (12) asal Tunjungan, ditemukan pukul 14.20 WIB pada jarak 1,8 kilometer . Korban ketiga, Asyifa Fitria Ramadhani (13) asal Tunjungan, ditemukan pukul 14.35 WIB di wilayah Kelurahan Mlangsen, Blora Kota, sekitar 1,3 kilometer dari titik awal.
“Dengan ditemukannya tiga korban ini, total santriwati yang meninggal dunia bertambah lima orang,” ujar Kapolres.
Sebelumnya, dua korban lebih dulu ditemukan meninggal dunia, yakni Nur Cahyati (15) warga Desa Kawengan, Kecamatan Jepon, yang ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi kejadian, serta Nuriita Aprila Sari (16) asal Kunduran, ditemukan pada jarak 600 meter dari titik awal.
Sementara itu, tiga santriwati berhasil selamat , yaitu Fatma Azya Azzahira (17) asal Kelurahan Kedungjenar, serta Aqiella Ghasany (15) dan Raisha Afiqa Maulida (14) asal Randublatung. Ketiganya setelah selamat tersangkut di batang pohon dan berhasil dievakuasi oleh warga bersama tim SAR.
Kronologi Kejadian
Kasatreskrim Polres Blora AKP Zaenul Arifin menjelaskan, peristiwa bermula sekitar pukul 06.30 WIB saat para santriwati berada di tepi Sungai Lusi untuk mencari kerang.
"Diduga beberapa dari mereka terpeleset karena kondisi tepi sungai licin, lalu terseret arus sungai yang cukup deras. Upaya saling menolong justru membuat korban bertambah," jelasnya.
Berdasarkan keterangan pihak pendamping santri, sebelum kejadian para santri mengikuti kegiatan tes, kemudian bermain di rumah ustaz dan berjalan-jalan santai bersama sekitar 60 santri lainnya. Sebagian kemudian menuju tepi sungai.
Aktivitas menuju sungai tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pendamping , yang baru mengetahui setelah kejadian terjadi.
Operasi SAR Ditutup
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Blora, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan melakukan pencarian menggunakan perahu karet, penyelaman manual, serta penyisiran darat. Arus sungai yang deras menjadi kendala utama selama proses pencarian.
Dengan ditemukannya seluruh korban pada Jumat (12/12) siang, operasi pencarian resmi dihentikan .
Pihak kepolisian menyatakan masih akan melakukan pendalaman terkait detail kegiatan para santriwati serta menyusun langkah-langkah pencegahan agar tragedi serupa tidak terulang di kemudian hari.