Semarang, Politika - Pengiriman pekerja migran ke luar negeri jadi solusi atasi pengangguran di Jateng.
"Pemerintah memberikan kesempatan bagi warga negara untuk bekerja, baik di dalam maupun luar negeri. Bekerja ke luar negeri juga menjadi pilihan," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah, Ahmad Aziz, Jumat (27/6/2025).
Langkah ini diambil sebagai respons atas tingginya angka pengangguran di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, jumlah pengangguran terbuka di provinsi ini mencapai 950.000 orang, atau sekitar 4,33 persen dari total angkatan kerja. Pemerintah pun mendorong warga yang belum mendapat pekerjaan untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Aziz menjelaskan bahwa pengiriman PMI telah diatur dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017. Dalam aturan tersebut, warga negara diperbolehkan bekerja di luar negeri asalkan memenuhi sejumlah syarat, seperti penguasaan bahasa, kompetensi teknis dan non-teknis, serta kesiapan mental. Selain itu, calon pekerja juga dibekali informasi mengenai prosedur pelaporan bila menghadapi masalah di luar negeri, seperti menghubungi KBRI, KJRI, atau melalui aplikasi resmi dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran.
Untuk meminimalkan risiko penipuan, pemerintah secara rutin melakukan edukasi dan sosialisasi prosedur resmi pengiriman PMI. Kegiatan ini digelar bersama BP3MI Jawa Tengah dengan sasaran para kepala desa, lurah, dan perangkat desa. Tujuannya agar mereka dapat menginformasikan jalur legal bagi warganya yang ingin bekerja ke luar negeri dan tidak tergiur iming-iming gaji besar dari pihak tak bertanggung jawab.
Aziz juga menyoroti soal perlindungan terhadap PMI asal Jateng yang berada di wilayah konflik, seperti Timur Tengah. Ia memastikan, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus siaga dan siap melakukan evakuasi bila situasi darurat terjadi.
Data menunjukkan, pada tahun 2024 sebanyak 66.000 PMI asal Jawa Tengah telah diberangkatkan. Sementara itu, hingga Mei 2025, tercatat 23.605 orang menyusul bekerja di luar negeri, dengan daerah asal terbanyak berasal dari Cilacap, Brebes, dan Kendal.
Aziz juga menyebutkan bahwa jenis pekerjaan PMI kini semakin beragam. Banyak lulusan SMK yang kini bekerja di sektor industri dan manufaktur, bukan hanya di sektor informal. Di sisi lain, Pemprov Jateng tetap fokus meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal melalui pelatihan dan pendidikan vokasi agar warga memiliki keterampilan yang dibutuhkan, baik di pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri.
"Kita tidak ada diskriminasi. Ini adalah pilihan. Mau bekerja di dalam negeri atau luar negeri, semua sama-sama kita dukung," tutup Aziz.