Politika - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menarik minat besar dari investor asing.

“Komitmen investasi asing hingga saat ini telah mencapai Rp55 triliun,” kata Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, dikutip dari Antara.

Basuki menjelaskan, angka tersebut merupakan bagian dari total indikasi nilai investasi yang kini menyentuh Rp71,8 triliun. Ia menyebut tren positif ini berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang diterapkan dalam berbagai proyek strategis di IKN, terutama di sektor infrastruktur seperti jalan dan terowongan multiutilitas (MUT).

Skema KPBU yang ditawarkan Otorita IKN disambut baik oleh investor asing. Menariknya, tak hanya investor dari China dan Malaysia yang menunjukkan minat, tetapi juga pemodal dalam negeri yang turut ambil bagian. Saat ini, sejumlah investor tengah berada dalam tahap penyusunan studi kelayakan (feasibility study) dan evaluasi dokumen untuk memulai kerja sama tersebut.

Sektor hunian menjadi salah satu daya tarik utama dalam gelombang investasi ini. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Turki, Spanyol, dan Brunei Darussalam menunjukkan minat besar pada pembangunan kawasan tempat tinggal di IKN. Nilai investasi yang terindikasi hanya dari sektor ini sudah mencapai sekitar Rp63,3 triliun.

Otorita IKN menegaskan bahwa skema KPBU akan menjadi model investasi unggulan yang aman dan dapat dipercaya. Seluruh proses diarahkan agar lebih sederhana dan efisien, namun tetap mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Basuki menekankan pentingnya menjaga prinsip kehati-hatian dalam proses investasi, seraya meminimalkan hambatan birokrasi melalui koordinasi antar kementerian dan lembaga.

Dalam beberapa kuartal terakhir, peningkatan minat investasi dari berbagai negara terus terlihat, seiring dengan penguatan sistem tata kelola dan penyederhanaan prosedur. Masuknya investasi asing dalam jumlah besar menjadi sinyal positif bagi masa depan IKN, yang bukan hanya sebagai ibu kota baru, tetapi juga sebagai magnet pertumbuhan ekonomi dan pusat investasi di kawasan Asia Tenggara.