Jakarta, Politika - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan penolakannya terhadap usulan gencatan senjata terbaru di Gaza, meskipun kelompok Hamas mengumumkan kesiapan mereka untuk menghentikan pertempuran. Pernyataan ini memperpanjang ketegangan dan memperkecil peluang meredanya konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Dalam konferensi pers pada Minggu malam, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan operasi militernya hingga tujuan “menghancurkan infrastruktur teror” Hamas tercapai sepenuhnya. “Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional atau taktik politik Hamas,” ujarnya di hadapan media.
Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam setelah Hamas melalui juru bicaranya di Doha menyatakan kesediaan untuk melakukan gencatan senjata tanpa prasyarat, sebagai langkah untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah Gaza yang porak-poranda.
Meski begitu, pihak Israel menilai pengumuman Hamas sebagai “manuver taktis” yang tidak disertai jaminan keamanan bagi warganya. “Selama sandera Israel masih ditahan dan roket masih diluncurkan, tidak ada gencatan senjata,” tambah Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Penolakan Israel ini mendapat respons dari komunitas internasional. Sejumlah negara, termasuk Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan melanjutkan perundingan damai. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda pergeseran sikap dari pemerintah Israel.
Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama berbulan-bulan, dengan ribuan korban jiwa dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza. PBB memperingatkan bahwa tanpa gencatan senjata, situasi dapat memasuki tahap yang lebih mematikan dalam waktu dekat.

Pati Targetkan Jadi Sentra Durian Premium, BUMN Salurkan Ribuan Bibit
A.F. Ariawan
/
8 Mar 2025