Jakarta, Politika.co.id - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad, memperkenalkan inovasi pembelajaran berupa Tepuk Sakinah untuk memudahkan calon pengantin mengingat lima pilar keluarga sakinah.
"Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9/2025), dikutip dari Antara.
Gerakan ini menggabungkan tepuk tangan dengan syair sederhana, sehingga peserta lebih cepat menghafal materi bimbingan perkawinan (Bimwin). Lima pilar yang diajarkan meliputi Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghalizan (janji kokoh), Mu’asyarah Bil Ma’ruf (saling cinta, hormat, dan berbuat baik), Musyawarah, serta Taradhin (saling ridha).
Menurut Abu, Tepuk Sakinah bukan sekadar seremonial, tetapi mengajarkan pasangan agar mampu mencairkan suasana konflik dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah. “Dengan format yel-yel, nilai-nilai ini diharapkan lebih mudah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ia menambahkan, fondasi keluarga sakinah dibangun atas prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesalingan. Ciri-cirinya antara lain perkawinan yang sah dan tercatat, berlandaskan nondiskriminasi dan nonkekerasan, serta dipelihara dengan kasih sayang dan moderasi beragama.
Selain itu, materi Bimwin juga membekali calon pengantin dengan pengetahuan tentang psikologi keluarga, pengelolaan keuangan, kesehatan reproduksi, hingga persiapan membangun generasi berkualitas.
"Program Bimwin ini bertujuan menyiapkan calon pengantin membentuk keluarga yang kuat, menurunkan angka perceraian, dan meningkatkan kualitas rumah tangga," ujar Abu.
Tahun 2025, Kemenag mencetak 600 fasilitator Bimwin. Mereka mendampingi pasangan tidak hanya sebelum menikah, tetapi juga setelah menikah melalui program lanjutan, seperti Sekolah Relasi Suami-Istri (Serasi), Kompak (Konsultasi, Mediasi, Pendampingan, Advokasi), dan Lestari (Layanan Bersama Ketahanan Keluarga Indonesia).