Pati, Politika.co.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di Kabupaten Pati sejak sepekan terakhir. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah tersebut mengalami kekosongan pasokan solar yang berdampak pada aktivitas masyarakat.

Ketua Paguyuban SPBU Pati, Eko Kuswanto, membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, stok solar untuk kebutuhan hingga akhir tahun 2025 sangat minim dan mengalami pengurangan signifikan.

“Stok yang diperhitungkan sampai bulan Desember itu tidak ada, sehingga di SPBU solar langka,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).

Eko menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 15 SPBU di Pati yang mengalami kekosongan solar karena tidak mendapatkan pengiriman. Kondisi ini menimbulkan keluhan dari masyarakat, terutama pengguna kendaraan niaga dan nelayan yang sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.

“Banyak warga yang komplain karena kebutuhan solar tidak terpenuhi. Kami pernah usulkan untuk penambahan, tapi belum terealisasi. Untuk kuota solar di Pati seharusnya bisa ditambah agar tidak kekurangan,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati, Indah Tri Astuti, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan penambahan kuota solar ke pemerintah pusat menjelang akhir tahun ini.

“Untuk berapa tambahan, kita belum tahu. Itu tergantung BPH Migas karena kita baru usulkan,” katanya.

Menurut Indah, laporan dari sejumlah SPBU menunjukkan bahwa kebutuhan solar di Pati telah melebihi kuota yang tersedia. Bahkan, stok yang ada hampir habis.

“Usulan kita masih diproses di BPH Migas, jadi kami menunggu informasi lanjutan. Kami berharap tidak ada keterlambatan dalam proses pengiriman,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Pati berharap pengajuan tambahan kuota segera disetujui agar distribusi solar kembali normal dan masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan bakar.