Semarang, Politika.co.id - Plt Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Jawa Tengah, Dewi Ariani, menyambut hangat audiensi Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, dengan pesan yang sederhana namun kuat: melindungi pemuda dari risiko migrasi ilegal dimulai dari pengetahuan.
Dewi mengungkapkan bahwa sebagian besar calon pekerja migran dari Jawa Tengah adalah anak muda berusia 20–35 tahun. Banyak dari mereka berangkat karena desakan ekonomi, namun minim informasi tentang prosedur resmi.
“Kami ingin mereka berangkat dengan aman, bukan karena bujuk rayu atau ketidaktahuan,” ujar Dewi, Selasa (18/11/2025. Dia lantas berkata, “Di sinilah peran HMI penting, karena mereka dekat dengan para mahasiswa dan komunitas muda.”
HMI melalui Billy Al Sabil menyatakan siap turun langsung ke kampus dan desa-desa rawan migrasi ilegal, memberikan edukasi hukum dan pendampingan bagi calon pekerja migran.
“Kami akan bergerak melalui program di kampus dan desa-desa rawan migran illegal,” ucap Billy.
Sena dengan itu, Ahmad R. Mubarok menambahkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan Gerakan Literasi Imigrasi Kampus, termasuk seminar dan pelatihan kader sebagai immigration ambassador.
“Kita sedang upayakan semacam Gerakan Literasi Imigrasi Kampus. Ini meliputi seminar, serta pelatihan kader HMI sebagai imigrasi ambassador,” jelas Ahmad.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi jembatan yang membuat informasi keimigrasian lebih mudah dijangkau, sehingga keputusan bekerja ke luar negeri tidak lagi menjadi langkah nekat, melainkan langkah yang sadar dan terlindungi.
Sebulumnya, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin mendorong kolaborasi antara KP2MI dan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dalam memperkuat edukasi dan literasi migrasi aman di kalangan muda.
"HMI selama ini banyak berkiprah tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk kemaslahatan masyarakat. Saya melihat HMI sebagai mitra strategis pemerintah dalam menciptakan sistem migrasi yang aman dan manusiawi," ujar Mukhtarudin, Selasa (11/11/2025).