Yogyakarta, Politika.co.id - Ganjar Pranowo menyoroti peran strategis generasi Z dalam menjaga kualitas demokrasi kampus sebagai fondasi demokrasi nasional. Penegasan tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber Diskusi Publik Kebangsaan yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Jumat (19/12/2025).

Diskusi bertema “Rekonstruksi Kedaulatan Bangsa: Meneguhkan Peran Gen Z dalam Demokrasi Indonesia” itu diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Fakultas Teknik ke-28 dan diikuti mahasiswa serta civitas akademika.

Dalam paparannya, Ganjar menekankan bahwa kampus merupakan ruang strategis pembentukan karakter demokratis generasi muda. Menurutnya, demokrasi kampus yang sehat terbuka terhadap kritik, menghargai perbedaan, dan menjunjung supremasi hukum akan melahirkan warga negara yang bertanggung jawab.

“Demokrasi itu tidak anti kritik. Justru kritik adalah bentuk tanggung jawab kewargaan dan cinta kepada bangsa, asalkan disampaikan secara argumentatif dan berorientasi solusi,” ujar Ganjar.

Ia juga mengingatkan bahwa Gen Z hidup di era digital yang penuh tantangan, mulai dari disinformasi hingga polarisasi opini. Karena itu, mahasiswa dituntut mampu menjaga kualitas ruang publik digital agar tetap rasional, berbasis data, dan tidak terjebak provokasi.

Ganjar menilai, peran Gen Z tidak cukup berhenti pada ekspresi protes semata. Ia mendorong bentuk partisipasi demokratis yang lebih konstruktif, seperti penyusunan policy brief, pengawasan kebijakan publik, serta kolaborasi antara kampus dan masyarakat.

Sementara itu, Ketua BEM Fakultas Teknik UST, Diyan Dewana Jaya, menjelaskan bahwa diskusi ini digelar untuk menegaskan makna kedaulatan bangsa yang lebih luas, tidak hanya sebatas wilayah teritorial, tetapi juga mencakup kedaulatan politik, informasi, dan kualitas partisipasi warga negara.

“Gen Z kami posisikan sebagai aktor strategis demokrasi. Mereka dituntut kritis, beretika, dan berbasis data dalam merespons dinamika kebangsaan,” jelas Diyan.

Forum diskusi juga mengangkat berbagai isu sosial politik, termasuk kebijakan pendidikan yang dinilai memiliki dampak besar terhadap kualitas demokrasi. Sikap apatis generasi muda dinilai berpotensi melemahkan fungsi pengawasan publik terhadap negara.

Diskusi tersebut dihadiri Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Prof. Pardimin serta Dekan Fakultas Teknik UST Dr. Iskandar Yasin. Kegiatan ini diharapkan menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai demokrasi di lingkungan kampus dan masyarakat luas.