Doha, Politika - Qatar tidak membalas serangan rudal Iran ke Pangkalan Al Udeid.

“Serangan ini benar-benar mengejutkan kami, bahkan kami tak menyangka rudal itu akan diarahkan ke pangkalan di Qatar,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari.

Serangan tersebut terjadi pada Senin, 23 Juni 2025, saat Iran meluncurkan 19 rudal ke arah Pangkalan Militer AS Al Udeid yang terletak di Qatar. Anehnya, baik pemerintah Amerika Serikat maupun Qatar tidak memberikan respons militer sebagai balasan. Bahkan, keesokan harinya, tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel.

Sebelum serangan, pemerintah Qatar sempat menggelar pertemuan antara pejabat tinggi dengan Perdana Menteri Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Mereka mencari solusi untuk meredakan ketegangan antara Iran dan Israel yang makin memanas usai serangan AS ke fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.

Ketegangan meningkat saat sistem radar militer Qatar mendeteksi pergerakan rudal Iran di kawasan Teluk Arab. Militer Qatar lalu mengerahkan 300 personel dan mengaktifkan sistem pertahanan udara Patriot di dua titik strategis. Dari total 19 rudal, tujuh berhasil dicegat di Teluk Persia dan 11 lainnya dihancurkan di udara sebelum jatuh di Doha. Satu rudal jatuh di area tak berpenghuni di pangkalan Al Udeid dan menyebabkan kerusakan ringan.

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa Iran sebenarnya sempat mengirimkan sinyal peringatan sebelum melancarkan serangan. Meski demikian, Qatar tidak menerima peringatan langsung dari Iran. Pihak Qatar menolak anggapan bahwa mereka telah memberi izin serangan untuk menciptakan peluang diplomatik. "Kami tidak akan pernah menempatkan warga kami dalam bahaya demi permainan politik apa pun," tegas Al-Ansari.

Setelah serangan, Trump langsung menghubungi Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani. Ia menyampaikan bahwa Israel bersedia menghentikan serangan dan meminta bantuan Qatar untuk menyampaikan pesan gencatan senjata kepada Iran.

Peran Qatar sebagai mediator menjadi sangat penting dalam detik-detik setelah serangan. Negosiasi cepat dilakukan oleh pejabat tinggi Qatar, termasuk Kepala Negosiator Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi yang menghubungi pihak Iran. Di saat yang sama, Perdana Menteri Qatar berdialog dengan Wakil Presiden AS JD Vance.

Al-Ansari menambahkan, Qatar menghadapi dua pilihan malam itu: membalas atau memilih jalur damai. Akhirnya, keputusan diambil untuk membuka ruang perdamaian, dan hanya beberapa jam kemudian, gencatan senjata resmi diumumkan. Perang antara Iran dan Israel yang telah berlangsung selama 12 hari pun berakhir.